MEDAN – Kasus keributan yang sempat viral beberapa waktu lalu, antara Darwin Tanadi (42) dan istrinya yakni Agustina, dengan Rudi (44), yang ketiganya warga Perumahan Ivory, Lingkungan III, Kelurahan Titipapan, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan, ternyata menyisakan fakta yang belum terungkap seluruhnya. Setidaknya, itu tampak dari rekaman CCTV yang ada di lokasi.
Seperti diberitakan sejumlah media dan media sosial sebelumnya, pada Minggu (9/1/2022) lalu, Darwin yang mengendarai mobilnya keluar dari perumahan Ivory, ribut dengan Rudi yang juga mengeluarkan mobilnya. Darwin kemudian disebutkan membunyikan klakson mobilnya. Rudi yang tak terima langsung mendatangi Darwin dan menganiaya dengan alat pemukul. Darwin kemudian melaporkan peristiwa itu ke Polres Pelabuhan Belawan, dan oleh petugas, Rudi kemudian dijadikan tersangka.
Namun ternyata alur cerita di atas dibantah sebagian oleh Jhonson (23), anak sulung Rudi, dengan menunjukkan sejumlah bukti rekaman CCTV dari tetangga mereka di Komplek Perumahan Ivory dan bukti screenshoot percakapan aplikasi Whatsapp antara Rudi dengan Agustina.
Kepada wartawan, Jhonson membeberkan, bahwa saat kejadian, pasutri tersebut, Darwin dan Agustina, sebenarnya sudah menunggu orangtuanya, Rudi dan istrinya Yemmi, keluar dari rumahnya yang bertetangga sejarak tiga rumah.
“Dari rekaman CCTV yang ada di rumah tetangga lainnya, terlihat mobil Darwin dan Agustina sudah menunggu di dekat depan rumah kami. Begitu mobil bapak dan ibu saya keluar, mobil yang dikendarai Darwin dan Agustina kemudian tiba-tiba bergerak kencang sambil membunyikan klakson, dengan sengaja mengambil jalur kanan, menghalangi mobil orangtua saya,” ungkap Jhonson mengawali ceritanya.
Saat itu Darwin dan Agustina, lanjut Jhonson, langsung turun dari mobil dan mendatangi mobil Rudi, dan memaki kedua pasangan itu.
“Orang tua saya yang di dalam mobil, kemudian keluar dari mobil. Tapi, Bapak dan ibu saya langsung diludahi oleh Agustina. Kuatir keributan berlanjut, bapak saya kemudian menyuruh ibu saya kembali masuk mobil,” katanya.
Namun Darwin dan Agustina terus mencaci Rudi dan istrinya. Saat Rudi masih di samping mobil, cekcok terus berlanjut. Hingga akhirnya terjadi pemukulan. Rudi dipukul Darwin.
“Bapak belum sempat masuk mobil. Kemudian dipukul oleh Darwin hingga matanya bengkak. Padahal kondisi bapak saya sebenarnya sudah buta sebelah. Mata bapak saya sebelah kiri, memang sudah sejak lama tidak bisa melihat lagi,” papar Jhonson.
Karena terus dipukuli, Rudi yang buta sebelah ini, dengan keadaannya terdesak, mengambil sebuah alat pemukul yang biasanya disimpan di mobil.
“Bapak kan sering keluar kota, terutama ke Siantar. Biasa urusan kerjaan. Nah, untuk jaga diri dan menghindari begal di jalan, bapak biasa bawa alat pemukul kecil,” katanya.
Nah saat itu, tutur Jhonson, orangtuanya mengeluarkan alat itu untuk menakuti Darwin agar jangan terus mengejarnya. Bukannya mundur, Darwin malah terus mengejar Rudi yang tengah membawa alat pemukul. Rudi yang terpojok di dinding, kemudian menangkis pukulan Darwin dengan alat pemukul tadi.
“Bapak kan buta sebelah. Cuma mata sebelah kanan yang bisa melihat. Bapak semakin kuatir saat terus dikejar dan dipukuli Darwin. Padahal bapak sudah megang alat pemukul, tapi Darwin terus mengejar hingga bapak terpojok di dinding bangunan. Bapak kemudian spontan menangkis pukulan Darwin dengan alat pemukul itu, dengan maksud membela diri,” sambungnya lagi.
Tangkisan oleh Rudi yang buta sebelah itu, kemudian melukai bagian kening Darwin. Bukannya berhenti, Darwin dan istrinya malah melempari Rudi dengan tong sampah yang ada disitu. Setelah dipisahkan warga, keributan akhirnya berakhir.
Darwin lantas melaporkan Rudi ke Polres Pelabuhan Belawan. Rudi juga mengadukan pemukulan itu ke Polsek Medan Labuhan.
Mirisnya, usai melaporkan penganiayaan yang dialaminya, pada 15 Januari 2022, Rudi yang buta sebelah langsung ditangkap karena laporan pengaduan Darwin. Sedangkan laporan pengaduan Rudi atas penganiayaan yang dilakukan Darwin, hingga kini masih mengambang kasusnya.
Jhonson kemudian mengungkapkan fakta lain terkait keributan itu. Ternyata, Darwin dan Agustina sudah beberapa kali mendatangi rumah orang tuanya dan mengajak ribut.
“Bukan sekali saja. Sebenarnya, Darwin dan Agustina sudah beberapa kali mengajak ribut sejak pertengahan tahun 2021 lalu. Pernah juga mereka datang ke rumah, memaki-maki dan meludahin bapak ibu saya. Tapi orang tua saya tidak terpancing, memilih menutup pagar dan berdiam di balik pagar,” ungkapnya sedih sambil menunjukkan beberapa rekaman video saat Agustina memaki-maki dan meludahi orang tuanya di rumah.
Saat ditanya persoalan apa sebenarnya yang memicu keributan tersebut. Dengan berat hati, Jhonson mengatakan sepertinya ada masalah dan hubungan orang dewasa di antara Rudi dan Agustina, jauh sebelum keributan-keributan itu. Namun, Jhonson enggan membeberkan lebih lanjut terkait hubungan Rudi dan Agustina, walaupun ia sempat menunjukkan rekaman percakapan WA Rudi dan Agustina.
Jhonson lantas mengeluhkan laporan orangtuanya, sebagai korban penganiyaan, yang lambat ditangani di Polsek Medan Labuhan. Demikian juga terkait orangtuanya yang diselkan di Polres Pelabuhan Belawan.
“Bapak disel sudah lebih dari 20 hari di Polres Pelabuhan Belawan, sebelum akhirnya berkasnya disebut P21,” ungkap Jhonson heran.
Di tengah proses kasus ini, keluarga Rudi juga mendesak Polsek Medan Labuhan untuk menindaklanjuti terkait laporan mereka terhadap Darwin dan Agustina dengan nomor STLP/15/1/2022/SU/PEL-BLW/SEK-Medan Labuhan.
Setelah desakan dari pihak keluarga, gelar perkara laporan Rudi yang buta sebelah akhirnya digelar, di Polda Sumut.
“Anehnya, setelah gelar perkara laporan kita, dari Polres Pelabuhan Belawan tiba-tiba mencoba mengarahkan kita untuk restore justice,” kata Jhonson.
Jhonson pun berharap keadilan terhadap orangtuanya, Rudi yang buta sebelah.
“Tak mungkin ada asap kalau tidak ada api. Semua persoalan ini juga ada yang memulai. Dan yang memulai mereka, Darwin dan Agustina. Kami berharap proses hukum berjalan seadil-adilnya, termasuk laporan penganiayaan yang dilakukan Darwin tehadap orangtua saya, yang keadaannya sudah buta sebelah,” ujar Jhonson.
Di akhir cerita, Jhonson berharap, agar berita-berita yang banyak beredar selama ini dapat diluruskan sesuai fakta dan cerita seutuhnya, bukan cerita-cerita dan video sepenggal. (Red)