NIAS BARAT //topsumut.com – KPUD (Komisi Pemilihan Umun Daerah) Nias Barat menggelar debat pertama pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Nias Barat, dihadiri oleh Komisioner KPU Provinsi Sumatera Utara, Komisioner KPU Nias Barat, Bawaslu Nias Barat, Ketua STTAM Nias Barat, tim pengaman TNI/Polri, paslon Bupati dan wakil Bupati Nias Barat, partai pendukung dan simpatisan masing-masing paslon dan media massa di Hall Tokosa Onolimbu Kecamatan Lahomi, (Jumat, 01/11/2024).
Debat perdana ini dengan tema “Transformasi Sosial Ekonomi menuju masyarakat sejahtera melalui pembangunan SDM unggul yang Inovatif, sehat, dan terdidik.” Tema ini sangat relevan dengan tantangan yang dihadapi Nias Barat, dimana pembangunan sumber daya manusia menjadi kunci untuk mencapai kesejahteraan masyarakat.
Ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Nias Barat, Safarman Jaya Gulo dengan didampingin komisioner KPU Nias Barat dan sekretaris KPU Nias Barat, pada kata pembukaan yang menekankan pentingnya tata tertib selama debat berlangsung dan dia mengajak semua pendukung masing-masing paslon untuk menghormati proses debat dengan tidak mengganggu jalannya acara debat dan menjaga suasana debat dengan kondusif.
“Silahkan kita dengarkan bersama paparan visi dan misi kedua paslon, juga strategi dan program yang dilakukan ke depan oleh masing-masing Paslon untuk bisa masyarakat menilai dan bisa menentukan pilihan nantinya pada tanggal 27 November 2024,” ungkapnya.
Pernyataan ini menunjukkan komitmen KPUD Nias Barat untuk memastikan setiap calon dapat menyampaikan gagasannya dengan baik.
Dr. Fernanda Putra Adela, S.Sos, MA selaku panelis debat dan Arief Marizki Purba, SE, S.Sos., M.Si sebagai moderator dalam debat. Selanjutnya masing-masing paslon memaparkan program-program unggulan mereka, yang berkisar pada pengembangan dan pembangunan dibidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Mereka berusaha meyakinkan publik bahwa visi mereka dapat membawa perubahan positif bagi Nias Barat.
Selama debat, sejumlah pertanyaan dari panelis dan audiens menguji ketangguhan serta pemahaman calon terhadap isu-isu lokal. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya calon pemimpin memahami kebutuhan dan aspirasi masyarakat yang saat ini dibutuhkan di wilayah Nias Barat.
Setelah debat, para pendukung tampak antusias berdiskusi mengenai argumen yang disampaikan. Ini menunjukkan bahwa debat tidak hanya menjadi ajang promosi, akan tetapi juga sebagai sarana edukasi bagi masyarakat tentang calon-calon yang mereka pilih.
Secara keseluruhan, debat pertama ini tidak hanya berjalan dengan baik, akan tetapi juga memberikan harapan baru bagi masyarakat Nias Barat untuk memilih pemimpin yang mampu membawa perubahan melalui program dan strategi Paslon dalam pengembangan sumber daya manusia yang unggul.
(Olgul)