GlobalMedan | MEDAN – Tiga tahun berdiri, Komunitas SATU HATI tak pernah berhenti melakukan kegiatan bakti sosial. Jelang perayaan hari besar keagamaan Natal dan Tahun Baru tahun 2021, Komunitas SATU HATI berbagi ke anak yatim piatu di 12 panti asuhan Kristiani di Medan.
Hal itu dikatakan Ketua Umum Komunitas SATU HATI Sartjipto King kepada wartawan saat memberikan bantuan ke Yayasan Pendidikan Tuna Netra Indonesia dan Panti Asuhan Yayasan Advent Peduli Indonesia, Kamis (23/12/2021). Menurutnya, menjelang perayaan natal dan tahun baru kali ini pihaknya berbagi ke-12 panti asuhan di Medan.
“Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, menjelang Natal dan Tahun Baru kali ini kita tetap melakukan kegiatan sosial melalui kegiatan berthema SATU HATI Peduli kepada anak yatim di 12 panti asuhan,” ujar pria yang akrab disapa Aking ini.
Hingga Kamis ini, lanjut Aking sudah memberikan bantuan kepada empat panti asuhan. Selain kepada dua yayasan di atas, bantuan juga sudah diberikan kepada Panti Asuhan Sahabat Keluarga Indonesia di Jalan Pancing Ujung, Senin (20/12/2021).
Kemudian ke Panti Asuhan Elim Anugerah di Jalan Pukat V, Perumnas Mandala Medan, Rabu (22/12/2021).
Selain menyerahkan bantuan berupa sembako dan keperluan untuk menghadapi Natal dan Tahun Baru, Komunitas SATU HATI bekerja sama dengan Komunitas Eco Enzym Nusantara juga melakukan penyemprotan eco enzym.
Menurut Aking, selain berbagi sembako, Komunitas SATU HATI juga melakukan penyemprotan eco enzym di lingkungan pesantren. Penyemprotan ini dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran covid-19 terhadap anak-anak panti asuhan.
Kegiatan penyemprotan yang dilakukan berkolaborasi dengan Komunitas Eco Enzym ini merupakan program lanjuta Komunitas SATU HATI selain kegiatan bakti sosial.
Saat ini, lanjut Aking, program eco enzym menjadi program prioritas sebagai upaya membantu Pemko Medan mengatasi penyebaran covid-19.
Ke depan, Aking berharap dapat menjalin kolaborasi dengan kelurahan untuk penyemprotan dan produksi eco enzym di setiap kelurahan.
“Ini kita jadikan program prioritas ke depan mengingat manfaat eco enzym yang sangat besar. Tidak hanya itu, produksi eco enzym secara masif juga dapat mengatasi persoalan sampah di Medan, karena bahan bakunya berasal dari limbah sayuran dan buah-buahan,” ujarnya.
Dalam setiap kegiatan sosial, Komunitas SATU HATI tidak pernah membeda-bedakan suku, agama, ras dan antargolongan. “Komunitas SATU HATI yang kami dirikan ini merupakan lintas suku, agama, ras dan antargolongan. Di sini kami tidak pernah membedakan, baik di kepengurusan maupun sasaran baksos,” ujarnya.
Begitu juga menjelang hari besar keagamaan lainnya seperti Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Imlek dan Depavaali. (rizky)